Sunday, April 22, 2012

DESAIN PEKERJAAN


PENDAHULUAN

Merupakan kegiatan yang paling menantang (dan membingungkan) bagi manajer operasi, hal ini diakibatkan :
a.       Pada hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan pekerja dan kelompok pekerja dengan kebutuhan-kebutuhan (berbagai persyaratan) proses transformasi.
b.      Sifat unik setiap individu mengakibatkan munculnya bermacam-macam tanggapan dalam wujud sikap, kegiatan phisik dan produktivitas dalam pelaksanaan tugas tertentu.
Perubahan karakter atau sifat tenaga kerja dan pekerjaan itu sendiri yang membuat model-model tradisional perilaku pekerja dan ketepatan pendekatan-pendekatan pengembang­an kerja standar harus selalu dipertanyakan.

PEMBAHASAN
1. Peningkatan Dimensi Inti Pekerjaan

A. Faktor Sosial Dalam Motivasi.
Hubungan antara supervisor dan pekerja dan di antara teman sejawat mempengaruhi iklim motivasi suatu perusahaan. Hubungan yang merugikan motivasi terjadi bila manajemen tidak mempunyai arah yang jelas dalam hal prestasi perusahaan; bila para supervisor bersikap otoriter, memberi perintah tanpa penjelasan dan tidak sabar menghadapi pekerja yang merasa bosan, bekerja tanpa semangat dan merasa tidak diberi kesempatan untuk maju; bila struktur birokrasi sangat kaku sehingga tidak memungkinkan perubahan apa pun.
Iklim motivasi dapat menjadi baik bila kelompok kerja diciptakan dan diarahkan dengan semangat kerjasama. Sasaran dan tujuan kelompok kerja harus dijelaskan, dan masalah-masalah yang timbul dari hari ke hari harus dipelajari dan diperhatikan. Di dalam kelompok kerja itu dilakukan penggiliran kerja yang dapat mengurangi tingkat kebosanan. Tiap jam pekerja diusahakan ganti tugas agar tidak cepat bosan.

B. Pemberian Perangsang dan Imbalan Demi Motivasi.
Banyak ilmuwan perilaku berpendapat, uang sebagai faktor motivasi merupakan imbalan yang rendah nilainya. Herzberg menyebutnya bukan motivator, tetapi faktor higiene. Imbalan uang dapat memotivasi orang bila jumlah yang diterima lebih tinggi dari jumlah yang diterima orang lain di dalam maupun di luar perusahaan. Tetapi begitu penerimaan perusahaan merosot, uang imbalan justru merusak motivasi.
Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan manusia. Tingkat pertama kebutuhan manusia adalah kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Tingkat yang lebih tinggi adalah kebutuhan akan keamanan dan keselamatan. Tingkat berikutnya adalah kebutuhan untuk diterima dalam pergaulan sosial. Lalu kebutuhan akan penghargaan dan gengsi. Akhirnya, kebutuhan akan pernyataan atau pemenuhan diri, yang terletak di puncak hirarki.
Imbalan dapat digunakan untuk memotivasi orang memenuhi tiap tingkat kebutuhannya. Tetapi untuk setiap tingkat kebutuhan ternyata diperlukan bentuk imbalan yang berbeda.

C. Training.
Training, sekalipun sering dilakukan, diremehkan sebagai faktor motivasi yang ampuh. Peter Drucker menunjukkan bahwa justru dengan training terus-menerus orang Jepang membuat pekerja makin besar tanggung jawabnya terhadap pekerjaan dan alat yang digunakannya. Training membuat pekerja makin mengerti akan prestasinya, prestasi bawahannya, prestasi sejawatnya, prestasi perusahaannya, dan berusaha meningkatkan prestasi itu. Training menciptakan komunitas kerja dan pekerja.

D. Peluang Untuk Berkembang.
Tidak setiap orang mau maju dan senang menerima tambahan tanggung jawab. Tetapi tidak ada orang yang mau ditempatkan pada posisi yang tidak menjanjikan kemajuan. Tanpa peluang untuk maju pekerja akan menyimpulkan bahwa perusahaan tidak mempedulikan dan tidak membutuhkannya. Hal ini menghambat motivasi dalam jiwa pekerja. Karena itu manajemen perlu menciptakan dan memberikan lebih banyak peluang untuk maju.


2. Masalah Desain Ulang Kerja
Rancang Ulang Kerja, yaitu :
• Rotasi Pekerjaan
• Pemekaran pekerjaan (menambah jumlah dan keragaman tugas)
• Pemerkayaan pekerjaan (meningkatkan sejauh mana pekerja itu mengendalikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kerjanya).

SUMBER :
http://sengguruh.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/Chapter-XII-Desain-Kerja.pdf

PERBEDAAN STRUKTUR ORGANISASI



PENDAHULUAN

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.



PEMBAHASAN

1. KOMPLEKSITAS

Dalam pembentukan organisasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga terjalin hungan kerja sama antara unit-unit kerja yang ada di dalam suatu organisasi. Perbedaan- perbedaan yang timbul dalam suatu organisasi disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan baik yang bersifat tingkatan struktur dalam organisasi, keahlian anggota organisasi dan juga bidang tempat dimana individu dalam organisasi itu berada.
Perbedaan-perbedaan itu kita sebut dengan kompleksitas organisasi. Tiga Komponen yang terdapat pada kompleksitas suatu organisasi antara lain :
A.    Difrensiasi Horisontal
  Difrensiasi Horizontal merupakan difrensiasi dimana tingkat difrensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, dan tingkat pendidikan serta pelatihannya. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak pekerjaan yang ada dalam organisasi membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang istimewa. Contohnya adalah di dalam suatu organiasi perusahaan terdapat seorang pegawai administrasi dan ada juga pengawai maintenance gedung walaupun keduanya memiliki tingakt jabatan yang sama tetapi mereka memiliki spesifikasi kerja yang berbeda-beda sesaui dengan latar belakang dan keahlian masing-masing
B.    Difrensiasi Vertikal
  Difrensiasi Horizontal merupakan difrensiasi yang merujuk pada kedalaman struktur. Semakin banyak tingkatan antara Top Management dan tingkat hierarki paling rendah, makin besar pula kemungkinan terjadinya distorsi komunikasi dan koordinasi. Defersiasi Vertikal ini erat hubungannya dengan level / tingkat / jabatan suatu individu dalam suatu organisasi yang berimplikasi dalam tanggung jawab dan spesifikasi kerja mereka. 
C.   Difrensiasi Spasial
  Difrensiasi Spasial merupakan difrensiasi yang merujuk pada sejauh mana lokasi kantor, pabrik, dan personalia yang tersebar secara geografis. Deferensiasi inilebih mengarah kepada kecenderungan perbedaan spesifikasi kerja individu yang diakibatkan perbedaan lokasi kerja.


2. SENTRALISASI

Sentralisasi menunjukkan tingkatan, di mana pengambilan keputusan dipusatkan atau dikonsentrasikan dalam organisasi. Konsentrasi pengambilan keputusan pada tingkatan hierarki yang tinggi menunjukkan tingkat sentralisasi yang tinggi. Sentralisasi berkaitan erat dengan corak pembagian otoritas maupun rantai komando yang digunakan dalam sebuah organisasi.
Pentingnya Derajat Sentralisasi yang Sesuai
Derajat sentralisasi yang tinggi maupun yang rendah dibutuhkan pada situasi atau kondisi yang berbeda. Faktor situasi akan menentukan derajat sentralisasi yang sesuai. Oleh karena itu, perlu diidentifikasikan cara yang paling efektif untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi sehingga juga bisa diusahakan derajat sentralisasi yang sesuai.
Perusahaan Manufaktur
Penelitian Woodward menemukan bahwa bentuk organisasi yang terbaik tergantung pada jenis teknologi yang digunakan. Penelitian Woodward dianggap sebagai suatu penelitian yang sangat penting dalam perkembangan teori organisasi karena mengakhiri kepercayaan terhadap prinsip-prinsip manajemen dan organisasi klasik, yang beranggapan bahwa teori organisasi dan manajemen berlaku universal, yaitu berlaku umum di setiap tempat maupun pada berbagai kondisi, seperti apa pun juga. Penelitian Woodward membuka cakrawala baru, memunculkan prinsip ketergantungan (contingency), yang menyatakan bahwa karakteristik organisasi, karakteristik manajemen, maupun keberhasilan organisasi mempunyai ketergantungan terhadap faktor-faktor tertentu, seperti teknologi.

Sentralisasi, tingkat di mana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik  tunggal di dalam organisasi.

Hambatan sentralisasi :


  1. Hanya memperhatikan struktur formal. 
  2. Memperhatikan kebebasan dalam pengambilan keputusan. 
  3. Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat.
  4. Kontrol dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada anggota tingkat rendah.


Keuntungan sentralisasi :

  1. Keputusan komprehensif yang akan diambil.
  2. Penghematan dan lebih efektif.
  3. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan       secara bersama-sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda.
  4. Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya unity of command.
  5. Pemusatan expertise. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang.



 3. FORMALISASI

Formalisasi menunjukkan tingginya standardisasi atau pembakuan tugas-tugas maupun jabatan dalam suatu organisasi. Semakin tinggi derajat formalisasi maka semakin teratur perilaku bawahan dalam suatu organisasi.
Formalisasi bisa dicapai melalui pengaturan yang bersifat on the job dimana organisasi akan menggunakan lebih banyak peraturan maupun prosedur untuk mengatur kegiatan karyawan. Akan tetapi, formalisasi juga bisa dicapai apabila latihan maupun pendidikan dilakukan di luar organisasi (off the job), yaitu sebelum seseorang menjadi anggota organisasi.
Berbagai Teknik Formalisasi
Seleksi, persyaratan peran, peraturan, prosedur, kebijakan, pelatihan, dan ritual merupakan teknik-teknik yang digunakan dalam formalisasi. Berbagai teknik ini pada dasarnya bertujuan untuk membakukan jabatan dan pelaksanaan kegiatan. Peningkatan kompleksitas organisasi juga sering kali merupakan tindakan untuk membuat organisasi dengan lebih banyak bagian yang bersifat baku sehingga juga meningkatkan formalisasi.
Penganut teori X cenderung tidak mempercayai kreativitas bawahan dan lebih menginginkan bawahan bertindak sesuai prosedur baku sehingga lebih menyukai derajat formalisasi yang lebih tinggi.



SUMBER :