PENDAHULUAN
Tujuan penilaian
prestasi kerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan
prestasi organisasi melalui peningkatan prestasi sumber daya manusia organisasi.
Menurut Mangkunegara , 2009) secara lebih spesifik, tujuan dari penilaian prestasi
kerja adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan saling pengertian antar pegawai tentang persyaratan prestasi.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka termotivasi
untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama seperti
prestasi yang terdahuku.
3. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan
yang diembannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga pegawai
termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengmbangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan khusunya rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana
itu jika tidak ada lagi hal-hal yang ingin diubah.
prestasi organisasi melalui peningkatan prestasi sumber daya manusia organisasi.
Menurut Mangkunegara , 2009) secara lebih spesifik, tujuan dari penilaian prestasi
kerja adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan saling pengertian antar pegawai tentang persyaratan prestasi.
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka termotivasi
untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama seperti
prestasi yang terdahuku.
3. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan dan
aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan
yang diembannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga pegawai
termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengmbangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan khusunya rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana
itu jika tidak ada lagi hal-hal yang ingin diubah.
PEMBAHASAN
Penilaian Prestasi Kerja
Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu
departemen personalia adalah prestasi kerja. Karena baik departemen itu sendiri
maupun karyawan memerlukan umpan balik atas upayanya masing-masing, maka
prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu Penilaian
prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja Menurut Heidrahman dan Suad Husnan (1990:126),
faktor-faktor prestasi kerja yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
1. Kuantitas Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
4. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6. Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja.
3. Keandalan
Dapat atau tidaknya karyawan diandalkan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerjasama
4. Inisiatif
Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan.
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6. Sikap
Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang telah ditentukan.
Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki
keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan
tentang pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1.Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3.Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia
7. Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekejaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9. Kesempatan Kerja yang Adil
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor di luar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi, departemen personalia mungkin dapat menawarkan bantuan.(T. Hani Handoko,1987:135-136)
1. PROGRAM EVALUASI PRESTASI
Ada dua metode dalam menentukan program evaluasi perstasi, yakni :
- METODE
– METTODE PENILAIAN BERORIENTASI PAAD MASA LALU
Ada berbagai metode menilain prestasi kerja karyawan dimasa lalu
merupakan suatu upaya langsung meminimumkan berbagai masalah tertentu yang
dijumpai dalam pendekatan – pendekatan lain. Metode yang berorientasi
pada masa lalu mempunyai kelebihan dalam dalam hal perlakuan terhadap prestasi
kerja yanag telah terjadi dan sampai derajat tertentu dapat diukur.
Kelemahannnya bahwa prestasi kerja dimasa lalu tidak dapat diubah. Teknik
– teknik penilaiannya diantaranya :
1. Rating scale
teknik penilaian kerja ini yang paling tertua, pada metode ini evaluasi
subyektif dilakuakn oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengans skala
tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya didasarkan pada pendapat
penilai yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan faktor – faktor
(kriteria) yang dianggap penting bagi pelaksanna pekerjaan tersebut.
Metode ini menggunakan media formulir penilaian yang biasannya diisi oleh
atasan langsung dengan tanggapan yang paling sesuai untuk setiap dimensi
pelaksaanaan pekerjaan.
2. Checklist
Metode penilaian cheklist dimaksudkan untuk mengurang beban penilaian.
Penilai tinggal memilih kaliamat – kalimat atau kata – kata yang menggambarkan
prestasi kerja dan karakteristik karyawan. Penilaian dilakukan oleh
atasan namun tanpa diketahui para karyawannya. Kebaikan metode checklist adalah
mudah, ekonomis administrasi, latihan bagi penilaian terbatas dan
terstandarlisasi. Kelemahannya meliputi penggunaan kriteria kepribadian
disamping kriteria kerja, kemungkinan terjadi bias penilaian (terutama halo
effect), interprestasi salah terhadap item -item checklist dan penggunaan bobot
yang tidak tepat.
3. Metode peristiwa kritis
Metode peristiwa krisis (critical incident method) merupakan metode
penilaianyang berdasarkan pada catatan – catatan penilai yang menggambarkan
perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan
pelaksanaan kerja.
4. Metode peninjauan lapangan
wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu
para penyelia dalam penilaian mereka. Spesialais personalia mendapatkan
informasi khusus dari atasan langsung tentang prestasi kerja karyawan kemudian
ahli itu mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi tersebut . Evaluasi
dikirim kepada penyelia untuk review, perubahan, persetujuan dan pembahasan
dengan karyawan yang dinilai.
5. Tes dan observasi prestasi kerja
Bila jumlah pekerja terbatas, penilaian prestasi kerja bisa dilakukan
pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin dilaksanakan dalam
bentuk tertulis atau peragaan.
6. Metode evaluasi kelompok
Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan
upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasional karena dapat
menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai yang terjelek. Biasanya
dilakukan oleh penyelia atau atasan langsung.ada beberapa teknikuntuk mengevaluasi
karyawan diantanaya:
a. Metode rangking
Penilaian membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan yang
lainnya untuk menentukan siapa yang lebih baik dan menempatkan karyawan
dalam urutan dari yang terbaik sampai terjelek .
b. Grading atau forced distribution
pada metode ini penilaian memisah – misahkan atau menyortil para
karyawan ke dalam klasifikasi yang berbeda.
c. Point allocation method
Penialian diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan diantara
para karyawan dalam kelompok. Para karyawan terbaik diberi nilai yang lebih
besar ketimbang yang tidak berprestasi. Kebaikan metode ini bahwa penilai
dapat mengevalusi perbedaan relatif diantara karyawan meskipun kelemahannnya
halo effect dan bias kesan akhir.
- METODE
-METODE PENILAIAN BERORIENTASI MASA DEPAN
Penilaian – penilaian yang berorientasi masa depan memusatkan pada
prestasi kerja diwaktu yang akan datang melalui penilaian potensi karyawan atau
sasaran – sasaran prestasi kerja di masa mendatang. Teknik – teknik yang bisa
digunakan adalah :
1. Penialian diri
Teknik ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untu melanjutkan
poengembangan diri . Bila karyawan meniali dirinya, perilaku defensif cenderung
tidak terjadi sehinggga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.
2. Penilaian psikologis.
Mtode ini digunakan untuk keputusan penetapan dan pengembangan. Biasanya
dilakukan dlaam bentik wawancara, tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan dan
review evaluasi -evaluasi.
3. Penilaian management by objective (MBO)
inti pendekatan MBO adalah bahwa setiapa karyawan dan penyelia secra
bersama menentukan tujuan – tujuan atau sasaran – sasaran pelaksanna
kerja diwaktu yang akan datang.
4. Teknik pusat penilaian
Untuk membantu identifikasi telenta manajemen di waktu yang akan datang.
2. METODE MEMPERKECIL KESALAHAN
1. Halo effect
Halo effect terjadi bila pendapat pribadi penilai tentang karyawan
mempengaruhi prestasi kerja. Contohnya bila seorang atasan senang kepada
karyawan, maka pandangan bisa mengubah estimasi atasan terhadap prestasi kerja
karyawan.
2. Kesalahan kecenderungan terpusat
Banyak penilai yang tidak suka menilai para karyawan sebagai yang
efektif atau tidak efektifdan sangat baik atau sangat jelek sehingga penilaian
prestasi kerja dibuat rata – rata.
3. Bias terlalu lunak atau terlalu lunak
Kesalahan terlalu lenak disebabkan oleh kecenderungan penilaian untuk
terlalu mudah memberikan nilai baik dalam evaluasi kerja. Kesalahan terlalu
keras adalah sebaliknya yang terjadi karena kesalahan ini pada umumnya bila
standar – standar prestasi tidak jelas.
4. Prasangka Pribadi
Faktor – faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap
seseorang atau kelompok bisa mengubah penilaian. Contoh seorang atasan pria
mungkin cenderung memberikan penilaian rendah kepada para karyawan wanita
karena suatu hal.
5. Pengaruh pesan terakhir.
Bila menggunakan ukuran – ukuran prestasi kerja subyektif penilaian
dipengaruhi oleh yang paling terakhir (recency effect). Kegiatan terakhir saik
atau buruk cenderung lebih dingat oleh penilai.
Sumber:
No comments:
Post a Comment